Ilustrasi Brigadir Mobil (google.com) |
Tidak
menjalankan tugas dan fungsi dari pada seorang pengayom masyarakat
bahkan brimob menjadi icon kekerasan terhadap warga sipil. Sehingga,
brimob yang bertuagas di kabupaten deiyai, telah guling tikar,
tinggalkan kota wakeitei, kabupaten Deiyai.
Hal
tersebut di sampaikan oleh salah satu pemuda asal deiyai, fery,
melalui telepon genggam, jumat (27/06) Sore.
“Masyarakat
usir brimob dari deiyai karena mereka (brimob red) aniaya warga sipil,”Ujarnya.
Ia
menjelaskan bahwa, semua komponen yang ada di kabupaten deiyai, telah
tanda tangan untuk mengusir Brimob. Komponen-komponen tersebut dari
tokoh pemuda, perempuan, agama dan masyarakat. Bahkan, kapolres juga
menandatangi surat tersebut.“Mereka (Brimob red) punya pimpinan
juga sudah tandatangan,”Pungkasnya. Jadi, lanjut dia, tadi bersama
bapak kapolres sudah berangkat ke Enarotali, ibukota kabupaten
Paniai.
Ia
memaparkan kronologisnya, brimob
memukul korban tersebut tanpa alasan yang mendasar. Tidak mabuk juga.
Bahkan, korban tersebut tidak biasa mabuk. Fery menceritakan, malam
jumat (27/06), ketika lelaki tersebut pulang dari kios seusai belanja
gula+kopi+susu, dirinya di hadang oleh sekelompok orang.
Orang-orang
tersebut adalah 2 orang pemuda setempat (masih dalam proses
identifikasi identitas) dan 2 orang brimob. Para pelaku tidak
segang-segang, langsung keluarkan tendangan ke arah korban. Sehingga,
pontianus mengalami luka berat di kepala bahkan di anggota badan
lainnya. Korban tidak keluarkan pukulan ke arah lawan. Setelah itu,
dia melarikan diri ke rumah, yabadimi. Setelah tiba di rumah ia
sampaikan kepada rekan-rekan yang ada di rumah. Ones Madai