Titus Christoforus Pekei, SH, MSi (Ist) |
Titus Christoforus Pekei, Lelaki asal dari wakeitei,
kabupaten Deiyai, Papua, berhasil mendaftarkan Noken Papua sebagai
warisan budaya tak benda ke UNESCO. Perjalanan panjang dan berliku-liku
ia lewati untuk mendalami ilmu tentang noken.
Lelaki kelahiran wakeitei ini menilai, noken sangat bermanfaat bagi kaum wanita maupun pria. Seperti, seorang ibu akan menggunakan noken ini sebagai menggendong bayi saat hendak keluar dari rumah. Sementara, kaum seorang lelaki berfungsi untuk isi barang-barang seperti rokok dan makanan.
Semangat titus untuk meneliti dan memperjuangan noken sebagai warisan budaya berawal dari, setelah UNESCO meresmikan pengakuan terhadap sejumlah warisan budaya di Indonesia, pada awal maret 2008. Warisan budaya yang pernah diresmikan diantaranya, tari saman dari Aceh serta keris dan batik dari Jawa.
Melihat budaya lain di Indonesia semakin dikenal, pekeipun semakin gelisah untuk memperjuangankan budaya Papua yang unik ke tingkat Internasional. Salah satunya adalah Noken Papua.
Menurut pekei, banyak warisan budaya papua yang dirinya obsesi untuk memperjuangan promisi kepada masyarakat dunia. “Saya sebelumnya, memikirkan sejumlah produk budaya Papua, termasuk tarian suku Asmat dan alat musik tifa, namun akhirnya mempertimbangkan noken Papua,”Katanya.
Hampir setiap kota di Papua, pekei pernah mengunjunginya demi meneliti tentang noken. Begitu besar jasa pekei selama penelitian hingga mendaftarkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wakil gubernur propinsi papua Klemen Tinal, sangat apresiasi dan menghargai terhadap perjuangan panjang dari peneliti noken ini.
Ketika peletakkan batu pertama pembangunan museum Noken di kompleks bangunan budaya Papua, di Jayapura, Rabu (10/4), wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, mengatakan, yang selayaknya, meletakkan batu pertama adalah titus.
“Biarlah titus dulu. Dia sudah berjuang sampai ke Paris. Biar dia yang meletakkan batu pertama” Ujar Wakil Gubernur, Klemen Tinal, rabu (10/4), seperti yang dilansir dalam kompas cetak edisi rabu 17 April 2013, halaman 16.
Secara singkat profil dari penggagas Noken berdasarkan data media kompascetak adalah sebagai berikut :
Nama : TITUS PEKEI, SH,MSI
Lahir :Wakeitei, Kabupaten Deiyai, Papua
Pekerjaan
->Peneliti dan Ketua pada lembaga Ekologi Papua
->Pengajar tamu di beberapa perguruaan Tinggi jakarta dan Papua.
Pendidikan.
->SD-SMP selesai dari Kota kelahiran, Wakeitei, Kab.Deiyai, Papua
->SMA TB Waena, Jayapura.
->S-1 Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
->S-2 Program Study Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.
Pengalaman Kerja.
->Staf penegakkan Hukum Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup.
->Staf Pelaksana Ahli Lingkungan Kementerian Percepatan pembangunan Kawasan timur
Indonesia, 2003.
->Penggagas Noken sebagai warisan budaya tak benda dunia, yang di presentasikan di
UNESCO, 4 Desember 2013.
Sebagai informasi tambahan tentang Noken, anda bisa akses melalui ompai, google.com.(Ones Madai).
Semangat titus untuk meneliti dan memperjuangan noken sebagai warisan budaya berawal dari, setelah UNESCO meresmikan pengakuan terhadap sejumlah warisan budaya di Indonesia, pada awal maret 2008. Warisan budaya yang pernah diresmikan diantaranya, tari saman dari Aceh serta keris dan batik dari Jawa.
Melihat budaya lain di Indonesia semakin dikenal, pekeipun semakin gelisah untuk memperjuangankan budaya Papua yang unik ke tingkat Internasional. Salah satunya adalah Noken Papua.
Menurut pekei, banyak warisan budaya papua yang dirinya obsesi untuk memperjuangan promisi kepada masyarakat dunia. “Saya sebelumnya, memikirkan sejumlah produk budaya Papua, termasuk tarian suku Asmat dan alat musik tifa, namun akhirnya mempertimbangkan noken Papua,”Katanya.
Hampir setiap kota di Papua, pekei pernah mengunjunginya demi meneliti tentang noken. Begitu besar jasa pekei selama penelitian hingga mendaftarkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wakil gubernur propinsi papua Klemen Tinal, sangat apresiasi dan menghargai terhadap perjuangan panjang dari peneliti noken ini.
Ketika peletakkan batu pertama pembangunan museum Noken di kompleks bangunan budaya Papua, di Jayapura, Rabu (10/4), wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, mengatakan, yang selayaknya, meletakkan batu pertama adalah titus.
“Biarlah titus dulu. Dia sudah berjuang sampai ke Paris. Biar dia yang meletakkan batu pertama” Ujar Wakil Gubernur, Klemen Tinal, rabu (10/4), seperti yang dilansir dalam kompas cetak edisi rabu 17 April 2013, halaman 16.
Secara singkat profil dari penggagas Noken berdasarkan data media kompascetak adalah sebagai berikut :
Nama : TITUS PEKEI, SH,MSI
Lahir :Wakeitei, Kabupaten Deiyai, Papua
Pekerjaan
->Peneliti dan Ketua pada lembaga Ekologi Papua
->Pengajar tamu di beberapa perguruaan Tinggi jakarta dan Papua.
Pendidikan.
->SD-SMP selesai dari Kota kelahiran, Wakeitei, Kab.Deiyai, Papua
->SMA TB Waena, Jayapura.
->S-1 Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
->S-2 Program Study Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.
Pengalaman Kerja.
->Staf penegakkan Hukum Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup.
->Staf Pelaksana Ahli Lingkungan Kementerian Percepatan pembangunan Kawasan timur
Indonesia, 2003.
->Penggagas Noken sebagai warisan budaya tak benda dunia, yang di presentasikan di
UNESCO, 4 Desember 2013.
Sebagai informasi tambahan tentang Noken, anda bisa akses melalui ompai, google.com.(Ones Madai).